Android adalah sistem operasi seluler yang dirancang untuk perangkat seperti ponsel cerdas atau tablet. Sistem operasi ini dikembangkan dan didukung oleh perusahaan teknologi raksasa yaitu Google.
Diresmikan pada November 2007 kini tumbuh menjadi sistem operasi yang sangat populer dan paling banyak digunakan, khususnya untuk membuat aplikasi berbasis sistem operasi mobile.
Data yang muat pada situs statista.com pada tahun 2021 tercatat 87% pengembang aplikasi mobile menggunakan sistem operasi android. Selisih 27% dari pesaingnya yaitu iOS yang hanya mencapai 60% responden yang menggunakannya.
Mengingat sistemnya yang serbaguna dan terbuka sehingga menjadikan sistem operasi ini sangat populer di dunia. Karena Android sekarang bisa berjalan di perangkat selain smartphone seperti tablet, PC, jam tangan pintar, peralatan rumah tangga, dll.
Dengan kepopulerannya sehingga sekarang ini banyak framework yang bisa digunakan oleh pengembang software, untuk membuat aplikasi berbasis android.
Nah, pada artikel ini akan disajikan framework apa saja paling populer di dunia yang banyak digunakan untuk membuat software berbasis mobile.
Namun, sebelum kita membahas framework apa saja yang paling populer. Sebaiknya kita pahami dulu apa yang dimaksud dengan framework.
Framework terdiri dari dua suku kata yaitu “frame” dan “work”. Frame artinya bingkai atau kerangka, sedangkan work bisa kita artikan kerja. Jika digabungkan dari dua kata tersebut dapat diartikan sebagai kerangka kerja.
Dengan begitu, framework dapat kita artikan sebagai kerangka kerja. Nah, dengan adanya kerangka kerja atau framework yang sudah tersusun sedemikian rupa, sehingga membuat seorang pengembang software lebih mudah mengerjakan projeknya.
Selain memudakan karena pengerjaannya dapat dilakukan secara sistematis, dengan menggunakan framework untuk membuat software tentunya lebih cepat dibandingkan menyusunnya kode Anda dari awal.
Ibarat orang yang ingin membajak sawah, ada orang yang membajak sawah menggunakan hewan dan adapula yang menggunakan mesin. Dalam hal ini, orang yang membajak sawah menggunakan hewan disebut native, sedangkan orang yang membajak sawah menggunakan mesin disebut framework.
Begitulah perumpamaan ketika seorang yang membuat software yang memulai menyusun kode dari awal disebut native, sedangkan yang menggunakan tools dengan menyusun kode programnya dengan mengikuti kerangka kerja yang disebut framework.
Bagaimana sudah paham kan, apa yang dimaksud dengan framework?
Jika kamu sudah paham. Selanjutnya mari kita bahas framework apa saja yang paling populer di dunia untuk mengembangkan perangkat lunak berbasis mobile.
Sebenarnya ada banyak framework untuk membuat aplikasi berbasis Android. Namun, kami berusaha menghimpun beberapa framework yang paling populer dan terbaik di dunia.
Data ini kami peroleh dari website statista yang menampilkan daftar framework paling populer dari tahun 2019 s.d 2021.
Berikut 12 framework Android paling populer dan terbaik di dunia dari tahun 2019 sampai tahun 2021 versi statista.
Posisi pertama ada Flutter yang menjadi framework paling populer di dunia. Hal ini, dibuktikan dari jumlah penggunanya terus meningkat dari tiga tahun terakhir.
Tahun 2019 mencapai 30% responden, kemudian tahun 2020 naik menjadi 39%, dan pada tahun 2021 naik menjadi 42%. Jika dilihat dari persentasenya, jumlah penggunanya terus meningkat setiap tahunnya.
Framework Flutter pertama kali dirilis pada tahun 2017. Kemudian dikembangkan oleh Google untuk pengembangan perangkat lunak yang bisa berjalan diberbagai platform seperti Android, iOS, Linux, Mac, Windows, Google Fuchsia, dan web dari satu kode sumber.
Flutter merilis versi pertamanya yang dikenal dengan nama kode “Sky”, dimana ia bisa berjalan di sistem operasi Android, kemudian September 2021 Google merilis Flutter versi 2.5.
Dengan pembaharuan peningkatan pada mode Layar Penuh Android dan versi terbaru dari Desain Material Google yang disebut Material You.
Komponen utama Flutter terdiri dari Dart platform, Flutter engine, Foundation library, Design-specific widgets, dan Flutter Development Tools.
Untuk menghasilkan aplikasi yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya, Flutter menggunakan berbagai widget sebagai kerangka kerja.
Ada tiga widget dasar yang digunakan Flutter yaitu widget Statefull, widget Stateless, dan widget Inherited. Tiga widget tersebut menjadi hirarki dalam kerangka kerja Flutter.
Posisi kedua ditempat oleh React Native sebagai framework paling populer. Namun, meskipun berada di posisi kedua, ternyata framework ini mengalami penurunan pada tahun 2021 yang awalnya 42% menjadi 38% pengguna. Berbeda dengan Flutter yang setiap tahunnya terus mengalami peningkatan pengguna.
React Native dikembangkan oleh Facebook yang sekarang ini berubah nama menjadi Meta. Framework ini dikembangkan untuk membuat perangkat lunak UI yang berbasis open source yang bisa berjalan di sistem operasi Android, Android TV, iOS, macOS, tvOS, Web, Windows, dan UWP.
Framework React Native dapat digunakan dengan bahasa pemrograman JavaScript, Java, C++, Objective-C, dan Python. Pertama kali dirilis maret 2015 dengan berlisensi MIT, kemudian terakhir dirilis November 2021.
Dilansir dari Wikipedia, keresahan Mark Suckerberg sebagai cikal bakal hadirnya React Native. Dimana dia tidak ingin ketergantungan dengan HTML, karena menurut dia hadirnya HTML 5 untuk versi seluler Facebook mengakibatkan aplikasi tidak stabil yang mengambil data dengan lambat.
Kemudian tahun 2015, setelah berbulan-bulan pengembangan, Facebook merilis versi pertama untuk React Native, dimana digunakan untuk aplikasi group dan pengelolaan iklan mereka.
Framework yang ketiga adalah Cordova. Ya, Cordova menempati posisi ketiga sebagai framework paling populer didunia. Dimana pada tahun 2019 mencapai 29% responden, tahun 2020 18%, dan tahun 2021 turun menjadi 16% responden.
Cordova atau Apache Cordova adalah kerangka kerja pengembangan aplikasi seluler yang dikembangkan oleh Nitobi. Adobe Systems mengakusisi Nitobi pada tahun 2011, kemudian mengganti namanya menjadi PhoneGap, dan kemudian merilis perangkat lunak open source yang disebut Apache Cordova.
Aplikasi yang dikembangkan menggunakan framework Cordova dapat ditulis dalam bahasa C#, C++, CSS, HTML, Java, JavaScript, dan Objective-C. Hasil dari program tersebut dapat dijalankan diberbagai sistem operasi seperti Android, iOS, macOD, Windows 8.1, 10, dan Electron.
Teknologi Cordova menggunakan CSS3 dan HTML5 untuk rendering dan JavaScript untuk logika. HTML5 menyediakan akses ke perangkat keras seperti kamera dan GPS.
Cordova menyematkan kode HTML5 di dalam Web View untuk mengatasi browser yang tidak mendukung akses perangkat berbasis HTML5. Selain itu, Apaceh Cordova dapat menggunakan plug-in yang memungkinkan pengembang menambahkan lebih banyak fungsi yang dapat dipanggil dari JacaScript.
Plugin tersebut memungkinkan akses ke perangkat seperti kamera, file system, microfon, dan lain-lain. Namun, Adobe Systems memperingatkan bahwa aplikasi yang dibangun dengan Apache Cordova mungkin di dukung Apple karena terlalu lambat.
Fitur yang di dukung oleh Cordova untuk sistem operasi Android antara lain Accelerometer, Camera, Compass, Contacts, File, Geolocation, Media, Network, Notification (alert, sound, vibration), dan Storage.
Ionic termasuk framework platform mobile yang banyak digunakan pengembang aplikasi Android dari tahun 2019 sampai 2021.
Ia menempati urutan ke empat, dimana tahun 2019 terdapat 28% responden memilihnya, tahun 2020 turun 18%, dan tahun 2021 turun 16%. Jika dilihat dari persentasenya tidak jauh berbeda dengan framework Cordova.
Framework Ionic adalah SDK open source untuk mengembangkan aplikasi seluler hybrid yang dibuat oleh Max Lynch, Ben Sperry, dan Adam Bradley pada tahun 2013. Teknologi Ionic dibangung diatas Angular JS dan Apache Cordova.
Untuk Android, Ionic mendukung Android 4.4 atau versi diatasnya. Sedangkan untuk iOS mendukung iOS 10 dan yang lebih baru. Kemudian untuk windows, Ionic 2 dapat berjalan di Windows 10.
Ionic menggunakan fitur akselerasi perangkat keras asli yang tersedia di browser (seperti animasi CSS), dan mengoptimalkan rendering. Kemudian memanfaatkan transisi dan transformasi CSS untuk animasi, sebagai cara untuk memanfaatkan GPU dan memaksimalkan waktu prosesor yang tersedia.
Kelima di tempati oleh framework Xamarin dengan persentase 26% responden pada tahun 2019, kemudian tahun 2020 menurun 14%, dan di tahun 2021 turun menjadi 14% responden.
Sebenarnya Xamarin adalah perusahaan perangkat lunak milik Microsoft yang berdiri pada tahun 2011. Kemudian perusahaan Xamarin memproduksi platform perangkat lunak open source yang di beri nama yang sama yaitu Xamarin.
Selain itu, perusahaan ini juga memiliki produk diantaranya Xamarin Forms, Test Cloud, Xamarin for Visual Studio, .NET Mobility Scanner, Robo VM, dll.
Flatform Xamarin terintegrasi dengan IDE Microsoft untuk .NET Framework, Visual Studio, dan juga tersedia untuk pengguna macOS melalui Visual Studio untuk Mac.
Selanjutnya di posisi ke enam ada Unity, sebagai framework populer di dunia dengan jumlah responden sebesar 12% di tahun 2019, dan tahun 2020 sampai tahun 2021 tetap berada di angka 11% responden.
Framework ini dikembangkan oleh perusahaan software bernama Unity Technologies. Dimana platform tersebut sangat populer dikalangan pembuat game berbasis iOS dan Android.
Beberapa contoh game yang dikembangkan dengan framework Unity seperti Pokemon Go, Monument Valley, Call of Duty, Mobile, Beat Saber, dan Cuphead.
Merujuk pada sumber Wikipedia, dikatakan bahwa platform ini dapat digunakan untuk membuat game tiga dimensi dan dua dimensi, serta dapat menampilkan simulasi interaktif dan pengalaman lainnya.
Kemudian dalam pembuatan game, Unity mendukung berbagai macam platform seperti seluler (Anroid, Android TV, tvOS), desktop Windows, Mac, Web, Konsol PlayStation, dan Realitas Virtual.
NativeScript adalah framework open source yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi seluler di platform Apple iOS dan Android.
Namun, jika dilihat dari persentase penggunanya dari tahun 2019 ke tahun 2021 mengalami penurunan. Pada tahun 2019 mencapai 11% responden, sedangkan ditahun 2020 sampai 2021 hanya tetap pada angka 5% responden.
Meskipun persentasenya sangat kecil dibandingkan dengan framework sebelumnya. Namun, framework ini menghasilkan aplikasi yang menggunakan API yang seakan-akan dikembangkan di Xcode atau Android Studio.
Framework NativeScript dibangun dengan bahasa pemrograman JavaScript atau TypeScript. NativeScript mendukung kerangka kerja JavaScript seperti Angular dan Vue.
PhoneGap menempati urutan kedelapan dalam daftar framework populer dengan persentase 11% responden pada tahun 2019, 6% di tahun 2020, dan 4% di tahun 2021.
Tidak ada informasi secara detail tentang bagaimana fitur dan dukungan dari framework PhoneGap. Namun, merujuk pada informasi dari blog phonegap menyatakan bahwa, PhoneGap dapat merubah aplikasi berbasis web menjadi aplikasi seluler dari satu kode sumber.
Selain dari beberapa framework yang disebutkan di atas, ada beberapa framework yang masuk dalam daftar 12 framework yang paling populer yaitu Kotlin Multiplatform, Apache Plex, Kendo UI, dan Kivy.
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan tingkat persentase responden dari masing-masing framework. Flutter adalah framework yang paling banyak peminatnya, karena setiap tahunnya mengalami peningkatan pengguna.
Jadi, bagi kamu yang ingin belajar membuat aplikasi seluler, semoga tidak bingun lagi memilih framework apa yang akan kamu gunakan. Karena dengan membaca artikel ini, diharapkan sudah bisa memutuskan untuk memilih framework yang cocok dengan aplikasi yang akan Anda buat.
Sekian pembahasan artikel ini, semoga artikel ini dapat memberikan bermanfaat untuk Anda. Terimakasih.
You cannot copy content of this page