Home » Internet,Teknologi » Mengenal Pengguna Media Sosial Dalam Pandangan Hedonisme

Mengenal Pengguna Media Sosial Dalam Pandangan Hedonisme

Daftar Isi

Pengguna Internet

Kemunculan Internet berawal dari berbagai keadaan yang mendasari terbentuknya komunikasi antar masyarakat di seluruh penjuru dunia. Seperti kepentingan militer, bisnis, forum, berita, hingga pertukaran informasi secara global dapat di permudah dengan adanya media Internet.

Pengguna Internet di dominasi oleh anak muda yang memanfaatkan media global ini untuk berbagai kepentingan seperti pendidikan dan sosialisasi. Walaupun demikian orang dewasa hingga orang tua juga menggunakan fasilitas ini untuk menunjang pekerjaannya. Akan tetapi intensitas penggunaan oleh anak muda memang lebih mendominasi.

Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), komposisi pengguna Internet berdasarkan usia, angka terbesar di tunjukan oleh masyarakat berumur 19 – 34, yakni sebesar 49,52 persen. Namun untuk penetrasi terbesar berada pada umur 13-18, yaitu sebesar 75,50 persen.

Oleh karena itu, banyak pula orang yang menyalahgunakan penggunaan media internet. Apalagi semakin maraknya jejaring sosial seperti tiktok, instagram, facebook, twitter yang dapat mencari atau mengetahui keadaan seluruh orang di penjuru dunia.

Pengguna Media Sosial

Dengan media sosial orang bisa berbuat apa saja tanpa batasan jarak dan waktu. Seseorang yang mempunyai niat buruk bisa memprovokasi sekian banyak orang dalam waktu yang singkat. Ketika kita hidup dalam atmosfir demokrasi, maka iklim saling melontarkan pendapat dan adu argumen tentu menjadi suatu hal yang biasa dan jangan sampai “di ambil hati”.

Akan tetapi dengan adanya jejaring sosial ini membuat orang lebih aktif bersosialisasi di dunia maya daripada di dunia nyata akibat kecanduan. Hal ini berdampak pada moral dari sebelum penggunaan Internet.

Banyak orang yang menggunakan media sosial untuk membagi curahan hati, menggunakan kata-kata kotor di jejaring sosial, namun ada juga yang memposting gambar atau video yang tidak sewajarnya. Hingga yang melakukan kriminalisasi yang berawal dari media sosial.

Filsafat Moral

Filsafat moral merupakan cabang filsafat sistematik yang biasa disebut dengan Aksiologi, membahas mengenai etika, moral, serta nilai etis dan tidak etis dalam diri seseorang manusia atau kehidupan bermasyarakat.

Etika sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno yiatu “ethos” yang berarti “kebiasaan” “adat” atau “watak kesusilaan”. Dalam praktisnya, etika adalah ilmu yang mempelajari akan hal baik dan buruk serta seberapa jauh nilai baik dan buruk tersebut.

Pada akhirnya jika semua nilai yang baik dan buruk telah di peroleh, maka manusia akan mengetahui apa saja batasan dari etika yang boleh ia lakukan dan tidak boleh ia lakukan, sehingga manusia akan condong kepada kebaikan.

Jika cabang filsafat lain membahas tentang ada dan tiada, maka filsafat etika lebih membahas apa yang harus di lakukan oleh seorang manusia.

Paham Hedonisme

Hedonisme merupakan salah satu filsafat moral yang mungkin banyak dianut para pengguna media sosial secara tidak sadar. Kebahagiaan yang merupakan tujuan utama para kaum hedonis pun menjadikan media sosial lebih banyak berisi momen-momen kebahagiaan bagi para penggunanya.

Aristippos, murid Socrates, mengatakan bahwa kebahagiaan bersifat badani, aktual, dan individual. Artinya adalah manusia merasakan gerak, terjadi kini, dan di sini. Atau mungkin lebih singkatnya hedonisme adalah kesenangan yang di dapatkan dengan cara di rasakan oleh panca indera.

Banyak yang mengira bahwa konsep hedonisme adalah hanya menghambur-hamburkan uang untuk sekedar berbelanja atau pergi ke tempat makan atau tempat wisata agar bisa memperoleh kebahagiaan.

Sebenarnya tidak hanya itu. Manusia memiliki cara masing-masing dalam memperoleh kebahagiaan. Selagi kebahagiaan itu di dapat dan di rasakan melalui panca indera, itulah hedonisme.

Dalam hedonisme, Aristippos menegaskan bahwa perlunya pengendalian diri dalam kesenangan. Bukan berarti harus meninggalkan kesenangan, tetapi mempergunakan kesenangan dengan baik dan jangan sampai membiarkan diri terbawa olehnya dengan cara mengendalikannya sesuai dengan kehendak diri sendiri.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments