Menerbitkan artikel di jurnal internasional terindeks scopus bagi seorang dosen, peneliti, atau mahasiswa bisa dibilang adalah tuntutan agar karya tulis yang telah dibuat bisa dibaca oleh pembaca secara global.
Kita ketahui bahwa menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus bagi sebagian orang bukan hal yang mudah, banyak tahapan yang harus dilalui hingga artikel dapat diterima dan di terbitkan.
Selain prosesnya yang lama, juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun, ada juga jurnal yang terindeks scopus tidak mengenakan APC alias gratis.
Hal yang sama penulis rasakan ketika mencoba menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus, singkat cerita penulis mengirim artikel pada Desember 2020, keluar keputusan pada bulan maret dengan informasi harus di revisi.
Setelah saya melakukan revisi dan diberi waktu sekitar dua bulan (8 minggu), revisinya sih tidak terlalu banyak juga, karena sebelumnya saya dibimbing oleh pembimbing saya ibu Hazriani dan Pak Yuyun yang sudah berpengalaman menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus.
Setelah diperiksa hasil revisi, akhirnya dapat email bahwa artikel saya di terima dan akan diterbitkan.
Dari situ saya senang sekali, namun ternyata setelah itu ada lagi beberapa revisi seperti referensi yang digunakan semuanya harus berbahasa inggris.
Namun, setelah melakukan beberapa revisi yang diminta dari penerbit, akhirnya artikel yang pertama saya pun di publish pada bulan Oktober 2021.
Nah, pada artikel ini saya akan berbagi pengalaman, bagaimana tips menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus. Sebelum kita membahas lebih lanjut, mari kita kenali dulu apa itu scopus.
Scopus adalah salah satu database abstrak dan sitasi artikel akademik milik Elsevier yang diluncurkan pada tahun 2004.
Artikel yang terindeks Scopus mencakup hampir 36.377 judul dari sekitar 11.678 penerbit, dimana 34.346 adalah jurnal peer-review dibidang ilmu sosial, ilmu fisika, dan ilmu kesehatan.
Selain scopus juga ada Web of Science (WOS) yang diterbitkan oleh Thomson Reuters sebagai pusat data terbesar didunia.
Khususnya di Indonesia sendiri, mayoritas orang lebih familiar dengan Scopus.
Bagi seorang dosen memiliki artikel yang terindeks scopus merupakan salah satu parameter untuk mendapatkan nilai kum yang bsar untuk pengusulan pangkat akademik .
Tujuan utama menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus yaitu kebermanfaatan.
Dengan begitu, artikel yang terbit di jurnal internasional dapat dibaca oleh masyarakat secara luas agar bermanfaat.
Disamping itu, bagi seorang dosen memiliki artikel yang terindeks scopus merupakan salah satu parameter yang menunjukkan kualitasnya.
Selain itu, menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus, merupakan suatu tuntutan bagi seorang dosen untuk menunjang karirnya, agar bisa mengusulkan kenaikan pangkat akademik.
Anda bisa melihatnya pada Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit Kenaikan Jabatan Akademik/Pangkat Dosen Tahun 2019.
Dimana pedoman tersebut memuat tentang tugas, tanggug jawab dalam publikasi karya ilmiah untuk kenaikan jabatan akademik seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus memiliki beberapa manfaat antara lain:
Salah satu situs yang digunakan untuk mencari dan melihat jurnal yang terindeks Scopus yaitu Scimagor.
Scimagor merupakan situs yang merangking jurnal berdasarkan data yang bersumber dari database Scopus.
Tingkatan rangking jurnal disebut kuartil, dimana SJR membagi 4 kuartil yaitu Q1, Q2, Q3, dan Q4.
Dimana kuartil inilah yang menjadi pilihan seorang peneliti/dosen untuk menerbitkan artikelnya.
Karena berdasarkan kuartil tersebut dapat dinilai tingkat kualitas artikel yang diterbitkan, disamping itu memiliki perbedaan point setiap kuartilnya.
Selain proses yang berbeda pula, juga memiliki perbedaan dari segi biaya publikasi atau yang biasa disebut APC (Article Processing Charge).
Nah, untuk mengetahui bagaimana mencari jurnal terindeks Scopus, berikut langkah-langkah yang harus Anda ikuti.
Anda juga bisa melihat video berikut, untuk mencari jurnal yang terindeks scopus di website Scimago JR.
Jurnal Indonesia yang terindeks Scimago JR Tahun 2020 sebanyak 66 jurnal, terindeks Q1 6 jurnal, Q2 sebanyak 16 jurnal, Q3 ada 21 jurnal, Q4 sebanyak 19 jurnal, dan 4 diantaranya tidak termasuk dalam kuartil.
Dari beberapa jurnal yang masuk dalam daftar jurnal yang terindeks Scopus tersebut, salah satu diantaranya merupakan tempat penulis menerbitkan artikel yaitu Indonesian Journal of Elcctrical Engineering and Computer Science. Dimana jurnal tersebut memiliki SJR 0.241 dan terindeks Q3.
Untuk melihat nama-nama jurnal Indonesia yang terdaftar di Scimago JR, Anda bisa mengakses halaman https://www.scimagojr.com/journalrank.php?country=ID&type=j
Pertama yang harus Anda lakukan adalah mencari jurnal yang sudah terindeks scopus sebagai target.
Misalnya, Anda memiliki penelitian yang ruang lingkupnya ilmu komputer. Maka, kamu harus mencari jurnal yang memiliki scope atau ruang lingkup tentang ilmu komputer.
Selain memperhatikan ruang lingkup dari jurnal tersebut. Kamu juga harus mempertimbangkan kuartil dari jurnal tersebut.
Apakah Anda ingin publish di jurnal terindeks Scopus dengan quartile Q1, Q2, Q3, atau Q4.
Selain kuartilnya kamu juga harus melihat nilai score SJR sesuai yang dipersyaratkan pada pengusulan pangkat akademik.
Kemudian yang perlu kamu pertimbangkan adalah berapa APC (Article Proccessing Charge) untuk menerbitkan artikel di jurnal tersebut. Hal ini berkaitan dengan biaya yang harus Anda berikan ke penerbit.
Terakhir yang harus kamu perhatikan dalam mencari jurnal sebagai target publikasi yaitu pastikan jurnal tersebut tidak termasuk jurnal predator.
Jurnal yang terindikasi predator memiliki proses penerbitan artikel sangat cepat. Sehingga biasanya, penulis pemula atau yang ingin menerbitkan artikel secara instan banyak terjebak kedalam jurnal predator ini.
Adapun ciri-ciri jurnal predator dikutip dari situs dunia dosen yaitu proses penyuntingannya cepat, biaya publikasi mahal, laman jurnal kurang bagus, waktu penerbitan kurang jelas, isi jurnal kurang teratur, dan membahas banyak disiplin ilmu.
Ruang lingkup penelitian merupakan bagian dari topik yang di teliti. Seperti ilmu komputer dengan topik sistem informasi, sistem kontrol, sistem pendukung keputusan, data mining, dan sebagainya.
Misalnya, Anda meneliti tentang sistem pendukung keputusan. Maka, jurnal yang Anda cari sebagai target adalah sesuai dengan ruang lingkupnya yaitu ilmu komputer.
Nah, agar dapat mengetahui jurnal yang kita cari sesuai dengan ruang lingkup yang di teliti, Anda bisa melihat pada halaman awal jurnal, lewat menu About atau menu focus and scope.
Selain melihat ruang lingkup penelitian, biasanya dilihat dari kuartil (Q1-Q4) jurnal tersebut.
Karena kaitannya dengan rangking dari jurnal tersebut dan nilai kum yang di peroleh saat pengusulan pangkat akademik. Untuk di Indonesia sendiri dikenal dengan akreditasi SINTA yaitu S6-S1.
Disamping mempertimbangkan Quartil dari jurnal tersebut, Anda juga bisa melihat nilai SJR karena menurut informasi yang penulis peroleh, skor tersebut berpengaruh pada saat pengusulan pangkat akademik.
Melihat History artikel yang pernah diterbitkan suatu jurnal yang akan di jadikan target publikasi sangat perlu dilakukan oleh penulis.
Dengan melihat history artikel, kamu bisa mengetahui berapa jumlah artikel yang sudah diterbitkan dan berapa volume terbit dalam setahun.
Misalnya ada jurnal yang menerbitkan artikel per bulan, per tiga bulan, atau per enam bulan. Dengan begitu, Anda bisa memutuskan untuk menerbitkan artikel berdasarkan pertimbangan berapa kali penerbitan.
Disamping itu, kamu juga bisa melihat artikel yang relevan dengan tulisan kamu sehingga bisa dijadikan sebagai rujukan.
Untuk melihat daftar artikel yang pernah diterbitkan suatu jurnal, Anda bisa melihatnya dengan mengakses menu arsip.
Setelah Anda memilih dan memutuskan satu jurnal yang akan dijadikan target publikasi, selanjutnya siapkan naskah dan sesuaikan dengan template yang disediakan jurnal tersebut.
Setiap jurnal memiliki template yang disediakan kepada calon penulis, agar nantinya artikel yang diterbitkan memiliki format yang seragam.
Template yang disediakan penerbit tentunya mempermudah calon penulis dalam penyusunan naskah publikasi. Disamping itu juga mempermudah editor dalam menyunting naskah yang dikirim oleh penulis.
Dengan mengikuti template, penulis tidak lagi bingung menentukan format penulisan dari artikelnya.
Karena hal-hal mendasar telah diatur didalam template tersebut, seperti jenis font, ukuran tulisan, jumlah kata, format sitasi, jumlah referensi, dan lain-lain.
Untuk melihat template yang disediakan jurnal, kamu bisa melihatnya dihalaman depan website jurnal tersebut atau dibagian sidebarnya.
Meskipun sudah disediakan template untuk penulisan artikel publikasi oleh penerbit.
Namun, sebaiknya perlu mencermati panduan pengguna (author guideline) dalam proses penyusunan naskah Anda.
Pada panduan pengguna kamu bisa melihat bagaimana struktur penulisan yang diinginkan oleh penerbit.
Beberapa hal yang dimuat pada panduan pengguna seperti informasi yang menguraikan tentang manuscript yang dapat diterima oleh reviewer.
Panduan penulisan sangat perlu di perhatikan oleh penulis sebelum mengirim naskah. Karena dengan mengikuti panduan sedekat mungking maka besar peluang naskah yang di kirim akan di terima oleh penerbit.
Untuk melihat panduan pengguna, kamu bisa mengaksesnya melalui menu Author Guideline.
Menulis artikel sebagai penulis tunggal memang memiliki kelebihan sendiri. Karena bisa mendapatkan nilai kum yang maksimal. Artinya nilai kum yang didapat tidak terbagi dengan penulis lain.
Namun, taukah kita pada saat ingin menerbitkannya, pihak pengelola jurnal ternyata lebih mengapresiasi artikel yang ditulis dengan hasil kolaborasi antar penulis.
Penulis yang lebih dari satu juga tentu memiliki kelebihan tersendiri. Karena, selain bisa mengurangi beban biaya publikasi juga bisa menjadi bahan pertimbangan bagi pengelola jurnal untuk menerima artikel yang dikirim.
Misalnya, berkolaborasi dengan penulis yang memiliki reputasi dalam penelitian yang sudah pernah menerbitkan artikel terindeks scopus.
Hal ini, membuat tingkat kepercayaan dan kualitas dari hasil penelitian lebih terjamin.
Dengan melihat itu, pihak pengelola jurnal bisa saja mempertimbangkan untuk menerima artikel yang di kirim.
Bagaimana jika Anda pemula yang ingin menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus?
Sebaiknya jika Anda pemula, alangkah baiknya berkolaborasi dengan penulis yang sudah menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus.
Dari pengalaman penulis sendiri di bimbing oleh Dr. Eng. Hazriani, M. Kom dan Dr. Eng. Yuyun, M. Kom dimana beliau sudah memiliki artikel yang terindeks scopus.
Sehingga kedua pembimbing saya bisa membagikan pengalamannya bagaimana tips dan trik menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus.
Manuscript yang telah selesai Anda susun, selanjutnya akan dikirim ke penerbit untuk diperiksa oleh team editor sebelum masuk ke bagian peer reviewer.
Tulisan yang Anda kirim tentunya harus sesuai format yang diinginkan penerbit, misalnya artikel yang Anda kirim harus berbentuk file word, PDF, atau jenis dokumen lainnya.
Metada memuat informasi penting seperti nama penulis, afiliasi, asal Negara, email, ORCID iD, alamat situs pribadi, dan informasi penting lainnya tentang penulis.
Dengan melengkapi metadata akan memberikan informasi secara lengkap kepada pihak penerbit sehingga bisa menjadi sebuah pertimbangan dengan melihat profil dari penulis.
Misalnya Anda punya website pribadi atau iD ORCID sehingga pihak penerbit bisa melihat reputasi Anda dalam menulis atau profil Anda di Internet.
Naskah yang Anda kirimkan ke penerbit selanjutnya akan di periksa oleh editor dan peer reviewer.
Biasanya dalam pemeriksaannya akan membutuhkan waktu yang cukup lama, bisa sampai berbulan-bulan baru keluar keputusan apakah artikel yang Anda kirim diperlukan revisi atau diterima langsung.
Nah, jika keputusan penerbit menyatakan artikel Anda diperlukan revisi. Sebaiknya, Anda melakukan revisi dengan target waktu yang diberikan oleh pihak penerbit.
Jika Anda tidak bisa mengerjakan revisinya sesuai target yang diberikan, sebaiknya Anda mengirimkan email pemberitahuan kepada pihak penerbit agar diberikan perpanjangan waktu.
Namun, jika bisa disesuaikan dengan waktu yang diberikan tentunya sangat baik. Karena biasanya waktu yang diberikan juga cukup lama.
Biasanya sampai empat minggu atau dua bulan lamanya, itu juga tergantung dari setiap penerbit.
Setelah Anda melakukan revisi kemudian mengirim kembali, selanjutnya artikel kamu direview kembali. Kemudian jika hasil perbaikan dianggap sudah bagus selanjutnya akan dilanjutkan kebagian editing untuk persiapan publiksa.
Namun, jangan senang dulu jika sudah masuk ke bagian editing, karena biasany akan masih ada perbaikan-perbaikan kecil yang perlu dilakukan.
Tapi Anda tidak perlu cemas, karena perbaikannya biasanya tidak terlalu susah. Contohnya gambar yang kamu gunakan kurang jelas, maka kamu harus ganti dengan gambar yang terlihat jelas.
Jika artikel kamu sudah dinyatakan diterima oleh penerbit dan siap diterbitkan. Selanjutnya kamu harus melakukan pemeriksaan plagiarisme menggunakan tools cek plagiarism seperti Tutrinitin.
Tingkat kemiripan yang ditentukan dari setiap penerbit mungkin saja berbeda-beda. Namun di Indonesian Journal of Electrical Engineering and Computer Science menetapkan tingkat kemiripan artikel yang akan diterbitkan maksimal 25%.
Oleh karena itu, kamu harus mengecek terlebih dahulu berapa persentase tingkat kemiripan yang ditetapkan jurnal yang Anda targetkan untuk publikasi.
Apabila Anda sudah melakukan pemeriksaan tingkat plagiarisme, selanjutnya Anda mengirimkan hasil cek plagiarismenya beserta dengan manuscript Anda dan melampirkan bukti pembayaran biaya publiksai yang ditetapkan oleh penerbit.
Kemudian, setelah Anda mengirimkan semua persyaratan yang dibutuhkan. Selanjutnya tinggal menunggu artikel Anda siap untuk di terbitkan.
Itulah tips untuk publikasi artikel di jurnal terindeks scopus, saran saya jika Anda pemula untuk menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus harus sabar dan nikmati prosesnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa memberikan pencerahan tentang bagaimana menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus.
You cannot copy content of this page